DAFTAR ALAMAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN | |||
SMP NEGERI 1 TEGALDLIMO | |||
TAHUN PELAJARAN 2013/2014 | |||
No. | Nama | No. HP (TERBARU) | Alamat Rumah |
1 | Drs. Makmun Atqiyak | 081 234 654 68 | Dsn Sidomulyo RT01/RW01 Sumberberas Muncar |
2 | Drs. Suprih | 081 336 126 330 | Dsn Krajan RT 02/RW 02 Tamanagung Cluring |
3 | Drs. Mahfud | 081 336 723 128 | Kedunggebang RT 48/RW 02 Tegaldlimo |
4 | Drs. Suyoto | 085 334 086 762 | Tegalsari Lor RT 11/RW 03 Purwoasri Tegaldlimo |
5 | Drs. Muhamad Saidi, M.Pd. | Karetan RT 04/RW 01 Purwoharjo | |
6 | Kamidi, S.Pd. | 085 258 161 930 | Tambakrejo RT 04/RW 06 Curahkrakal Muncar |
7 | Sunarsih, S.Pd. | 081 336 900 166 | Tegalsari Kidul RT 33/RW 8 Purwoasri Tegaldlimo |
8 | Jaimin, S.Pd | 081 249 304 045 | Sumberasri RT 02/RW 03 Purwoharjo |
9 | Drs. Sugeng Pamuji | 081 234 651 652 | Bayatrejo Wringinpitu Tegaldlimo |
10 | Hadi Rahardjo | 085 749 429 975 | Sumberluhur Rt 04/Rw 01 Tegaldlimo |
11 | Jasminarto | 082 335 126 488 | Kedunggebang Rt 17/RW 03 Tegaldlimo |
12 | Nanik Nurhayati, S.Pd. | 082 334 358 102 | Dsn Sidomulyo sumberberas Muncar |
13 | Sukardi, S.Pd. | 082 141 386 197 | Dsn Sumberejo RT 57/RW 9 Tegaldlimo |
14 | Karyono, S.Pd. | 081 336 210 970 | Kalisari RT 02/RW 01 Purwoasri Tegaldlimo |
15 | Lilik Riwayati, S.Pd. | 081 249 134 56 | Tegalsari Kidul Purwoasri Tegaldlimo |
16 | Gupuh Winarto, S.Pd. | 085 234 625 235 | Dsn Kabatmantren Rt 02/RW 4 Wringinputih Muncar |
17 | Drs. Imron Muhaedlori | 081 336 732 118 | Dsn Kaliboyo RT03/II Ds. Kradenan Purwoharjo |
18 | Drs. Joko Setiso | 081 258 103 199 | Dsn krajan Rt 05/Rw 03 Kedunggebang Tegaldlimo |
19 | Sugito, S.Pd. | 081 336 003 538 | Dsn Krajan RT 1/RW 1 Ds. Wringin putih, Muncar |
20 | Hariyono | 081 358 668 388 | Bayatrejo Rt 37/RW 8 Wringinpitu Tegaldlimo |
21 | Dra. Sutianah | 085 330 223 984 | Purwoagung RT 3/RW 1 Tegaldlimo |
22 | Sriyami, S.Pd. | 082 334 353 029 | Plampangrejo RT 03/RW 1 Cluring |
23 | Slamet Riyadi, S.Pd. | 085 234 126 838 | Ds. Sumberdadi RT24/RW 4 Tegaldlimo |
24 | Ariatiek Widhiani, S.Pd. | 085 236 601 728 | sumber luhur RT 19/RW 3 Tegaldlimo |
25 | Mutolip, S.Pd. | 082 332 828 555 | Kedungasri RT 09/RW 02 Tegaldlimo |
26 | Edy Purwanto | 085 236 859 111 | sumber luhur RT 19/RW 3 Tegaldlimo |
27 | Supriyanto, S.Pd. | 082 333 136 221 | Purwoagung RT 16/RW 3 Tegaldlimo |
28 | Irwanto Rahadi, S.Pd | 085 236 944 280 | Jatimulyo RT 01/RW 1 Glagahagung Purwoharjo |
29 | Ari Santoso | 085 258 076 501 | Sumberluhur Rt 12/Rw 02 Tegaldlimo |
30 | Mutjayati, S.Pd | 081 336 916 088 | Jatimulyo RT 02/RW 2 Glagahagung Purwoharjo |
31 | Susmiati, S.Pd | 081 249 637 052 | Sumberasri RT 03/RW 01 Purwoharjo |
32 | Moh. Munir Wahyudi | 081 234 402 856 | Sumberdadi RT 30/RW 5 Tegaldlimo |
33 | Drs. Misdi | 081 234 591 804 | Dsn Sumberkepuh RT 08/RW 1 Tegaldlimo |
34 | Drs. Edy Sugianto | 081 336 083 312 | Jatirejo RT 06/RW 02 Glagahagung Purwoharjo |
35 | Dra. Sumiati | 085 336 101 135 | Sumberkepuh RT 27/RW 02 Kedungwungu T.dlimo |
36 | Drs. Henokh Sutejo | 081 252 682 558 | Bayatrejo RT 40/RW 8 Wringinpitu Tegaldlimo |
37 | Endang Nurhayati, S.Pd | 085 258 714 934 | Sumbermulyo Rt 46/RW 7 Tegaldlimo |
38 | Fahrudi Hamsah, S.Pd | 081 358 076 919 | Jatiluhur RT 01/RW 01 Glagahagung Purwoharjo |
39 | Damiyanto, S.Pd | 085 258 160 659 | Dsn Gempoldampit Kedungwungu Tegaldlimo |
40 | Painten, S.Pd | 085 257 984 053 | sidomulyo RT 01/RW10 Sumberberas Muncar |
41 | Drs. Supriyadi | 081 559 698 520 | Sidodadi RT 02 /Rw 01 Karetan Purwoharjo |
42 | Kasiyani | 082 331 551 468 | Sumbermulyo RT 36/RW 06 Tegaldlimo |
43 | Sri Wahyuningsih, S.Pd | 085 257 201 894 | Sumberluhur RT 07/Rw 01 Tegaldlimo |
44 | Siti Ngaisah, S.Ag | 081 252 649 171 | Purwoasri RT 30/RW 7 Tegaldlimo |
45 | Ernayanti M.W. S.PdI | 085 232 296 947 | Ringinasri RT 30/RW 7 Wringinpitu Tegaldlimo |
46 | S. Sukirman | Sumberdadi Tegaldlimo | |
47 | Siti Aminah | 085 236 224 071 | Dsn Krajan RT 03/RW 8 Plampangrejo Cluring |
48 | Etik Sudarmiyati | 082 143 961 347 | Sumberdadi RT 25/Rw 04 Tegaldlimo |
49 | Juwarto | 085 258 063 144 | Sumberdadi RT 30/RW 5 Tegaldlimo |
50 | Hadiyah Widiyati | 085 236 847 854 | Sumbermulyo Rt 46/RW 7 Tegaldlimo |
51 | Jaka Winata | 082 330 445 029 | Sumberdadi RT30/Rw 05 tegaldlimo |
Rabu, 25 Desember 2013
DAFTAR NOMOR TELEPHON GURU SMPN 1 TEGALDLIMO
Minggu, 24 November 2013
AKU ADALAH CAHAYA
Kata
guru biologi …
Kita
dari kecil lalu bisa tumbuh semakin besar dan dewasa
Itu
karena kita makan dan minum …..
Kadang
makan nasi, buah, sayur, …
Kadang
minum air, susu, madu ….. apapun itu.
Dari
kecil … jadi besar …dewasa … tua … kemudian MATI .!
Pernahkah
kau Bayangkan jadi apa “dirimu” setelah mati ?
Membusuk,
menyatu dengan tanah,
Menyatu
dengan air hujan yang meresap,
Mengalir,
merasuk dalam sumber-sumber mata air,
Lantas
menyembul ke sungai, ke sumur,
Terminum
hewan, juga manusia, mungkin juga terminum anakmu ….
Ada
juga yang masih meresap di dalam tanah,
Terhisap
akar tetumbuhan, ….lalu
Ada yang jadi buah pisang, mangga, sayur, padi
atau lainnya ….
Dan
buah serta sayur itu, ada yang termakan kerbau, burung,
Atau
bahkan juga termakan oleh anakmu …………………
Mungkin
juga yang kita makan itu, sebagian dari darah dan daging kakek nenekmu …
Lalu,
ada juga yang mengelak ….
Aku
makan roti, ….Aku makan daging, ….
Apapun
itu …. Dari mana bahan dasar mereka ?
Tak ada yang bisa mengingkari !
Renungkan
……!
Masih
adakah yang patut kita banggakan dari tubuh kita ini ?
Yang
berasal dari tanah akan kembali kedalam tanah !
Yang
kau sebut aku,
Yang
gambarnya terpampang itu,….
Itu
bukanlah aku,
Itu
hanya tempatku singgah
Tempat
yang memenjarakan aku
............................……
AKU
adalah seberkas cahaya
Yang
memantul dari cahayaNya
Yang
tercipta atas kehendakNya
Biarlah
sesaat aku terpenjara didalam raga ini
Raga
yang tercipta dari tanah ini,
Yang
pasti, kelak aku akan kembali
Kepada asalku yang hakiki
Ke
haribaan Illahi Robi
Semoga aku tidak lupa
diri.Allahuma jaalna fii qolbi nuuro...........ia.
Selasa, 27 Agustus 2013
Makna Lambang Negara : Garuda Pancasila
* Bintang
melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
* Rantai
melambangkan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
* Pohon
beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia
* Kepala
banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
* Padi dan
Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
* Warna
merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci
o Simbol-simbol
di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:
o Garis
hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang
dilintasi Garis Katulistiwa
o Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia
o Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17
Agustus 1945), antara lain:
o Jumlah
bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
o Jumlah
bulu pada ekor berjumlah 8
o Jumlah
bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
o Jumlah
bulu di leher berjumlah 45
·
Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara
Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal
Ika yang berarti “berbeda beda, tetapi tetap satu jua”.
LAMBANG NEGARA
SEJARAH
Tidak diketahui secara pasti, namun dalam sejarah bangsa Indonesia Lambang Burung Garuda terdapat dalam Lencana Garuda Mukha yang dikenakan oleh Prabu Airlangga yang digambarkan sebagai Dewa Wisnu yang mengendarai Burung Garuda yang bergelar Resi Getayu.
Bersumber dari museum Idayu Jakarta terdapat beberapa rancangan Lambang Negara. Sekitar akhir tahun 1949 diketahui adanya sesuatu panitia yang merancang Lambang Negara, diantaranya adalah Mr. Mohamad Yamin dan Sultan Hamid II.
Data yang pasti diketahui tanggal 8 Februari 1950 terdapat rancangan Lambang Negara yang dibuat oleh Mr. Mohammad yamin yang telah dipersiapkan di Istana Gambir, dalam rangka Rapat Panitia Lambang Negara bersama Presiden Republik Indonesia I, yang kemudian tercatat dalam sejarah selanjutnya rancangan mana yang terpilih.
Pada Sidang DPR RIS tanggal 20 Februari 1950 Lambang Negara yang terpampang sama dengan sekarang ada.
DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah yang menetapkan Lambang Negara secara resmi adalah PP No. 66 tahun 1951, tanggal 17 Oktober 1951, yang dinyatakan berlaku tanggal 17 Agustus 1952. Dimasukan ke dalam
Tidak diketahui secara pasti, namun dalam sejarah bangsa Indonesia Lambang Burung Garuda terdapat dalam Lencana Garuda Mukha yang dikenakan oleh Prabu Airlangga yang digambarkan sebagai Dewa Wisnu yang mengendarai Burung Garuda yang bergelar Resi Getayu.
Bersumber dari museum Idayu Jakarta terdapat beberapa rancangan Lambang Negara. Sekitar akhir tahun 1949 diketahui adanya sesuatu panitia yang merancang Lambang Negara, diantaranya adalah Mr. Mohamad Yamin dan Sultan Hamid II.
Data yang pasti diketahui tanggal 8 Februari 1950 terdapat rancangan Lambang Negara yang dibuat oleh Mr. Mohammad yamin yang telah dipersiapkan di Istana Gambir, dalam rangka Rapat Panitia Lambang Negara bersama Presiden Republik Indonesia I, yang kemudian tercatat dalam sejarah selanjutnya rancangan mana yang terpilih.
Pada Sidang DPR RIS tanggal 20 Februari 1950 Lambang Negara yang terpampang sama dengan sekarang ada.
DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah yang menetapkan Lambang Negara secara resmi adalah PP No. 66 tahun 1951, tanggal 17 Oktober 1951, yang dinyatakan berlaku tanggal 17 Agustus 1952. Dimasukan ke dalam
Lembaran Negara tahun 1951, (LN 1951 – 111).
2. Penggunaannya diatur oleh PP No. 43 tahun 1958, yang dimasukan ke Lembaran Negara No. 71 tahun 1958.
Lambang negara ditetapkan berupa suatu lukisan yang diambil dari salah satu bentuk-bentuk perwujudan peradaban Indonesia yang hidup dalam mythologi, symbologi dan kesusastraan Indonesia dan tergambar pada beberapa candi sejak abad ke 6 sampai dengan abad ke 16.
BENTUK
Pada garis besarnya Lambang Negara itu terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Burung Garuda yang menengok dengan kepala lurus ke sebelah kanan.
2. Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda.
3. Semboyan ditulis di atas pita yang dicengkram oleh Garuda.
2. Penggunaannya diatur oleh PP No. 43 tahun 1958, yang dimasukan ke Lembaran Negara No. 71 tahun 1958.
Lambang negara ditetapkan berupa suatu lukisan yang diambil dari salah satu bentuk-bentuk perwujudan peradaban Indonesia yang hidup dalam mythologi, symbologi dan kesusastraan Indonesia dan tergambar pada beberapa candi sejak abad ke 6 sampai dengan abad ke 16.
BENTUK
Pada garis besarnya Lambang Negara itu terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Burung Garuda yang menengok dengan kepala lurus ke sebelah kanan.
2. Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda.
3. Semboyan ditulis di atas pita yang dicengkram oleh Garuda.
MAKNA LAMBANG NEGARA
Dengan bagian-bagiannya
1. Burung Garuda, yang digantungi perisai, dengan paruh, sayap, ekor dan cakar melambangkan tenaga pembangunan.
Adapun didalam gambar Burung Garuda itu terdapat bagian-bagian lagi yaitu :
A. Sayapnya yang berbulu tujuh belas (setiap sayapnya) melambangkan tanggal 17 (tanggal
kemerdekaan).
B. Ekor berbulu delapan menandakan bulan ke 8 / Agustus, bulan kemerdekaan Indonesia.
C. Bulu leher sebanyak 45 (empat puluh lima) menandakan tahun kemerdekaan (1945).
2. Perisai atau tameng berbentuk jantung adalah senjata yang dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai tanda perjuangan untuk mencapai tujuan dengan jalan melindungi diri.
Senjata yang demikian itu dijadikan lambang, karena wujud dan artinya tetap, tidak berubah-ubah, yakni sebagai lambang perjuangan dan perlindungan.
B. Ekor berbulu delapan menandakan bulan ke 8 / Agustus, bulan kemerdekaan Indonesia.
C. Bulu leher sebanyak 45 (empat puluh lima) menandakan tahun kemerdekaan (1945).
2. Perisai atau tameng berbentuk jantung adalah senjata yang dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai tanda perjuangan untuk mencapai tujuan dengan jalan melindungi diri.
Senjata yang demikian itu dijadikan lambang, karena wujud dan artinya tetap, tidak berubah-ubah, yakni sebagai lambang perjuangan dan perlindungan.
Dengan mengambil bentuk perisai ini, maka Republik Indonesia berhubungan langsung dengan peradaban Indonesia asli.
Garis hitam tebal ditengah-tengah perisai ini dimaksudkan khatulistiwa (equator)yang melewati Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Barat. Hal menyatakan bahwa Republik Indonesia adalah negara yang merdeka dan berdaulat penuh dipermukaan bumi berhawa panas.
Lima buah ruang pada perisai itu masing-masing mewujudkan dasar Negara Republik Indonesia, PANCASILA, yaitu :
* Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa
Tertulis dengan Nur Cahaya diruangan tengah berbentuk bintang yang bersudut lima.
*Dasar Kerakyatan
Dilukiskan dengan Kepala Banteng sebagai lambang tenaga rakyat.
* Dasar Kebangsaan
Dilukiskan dengan Pohon Beringin, tempat berlindung.
* Dasar Perikemanusiaan
Dilukiskan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi. Rantai bermata bulatan menunjukan bagian perempuan berjumlah 9 (sembilan), dan rantai bermata persegi berjumlah 8 (delapan) menunjukan bagian laki-laki. Jumlah rantai sebanyak 17 (tujuh belas) itu sambung menyambung tidak putus-putusnya sesuai dengan sifat manusia yang turun temurun.
* Dasar Keadilan Sosial
Dilukiskan dengan padi dan kapas sebagai tanda tujuan kemakmuran, kedua gambar tumbuh-tumbuhan tersebut (padi dan kapas) sesuai dengan hymne yang memuji-muji pakaian (sandang) dan makanan (pangan).
3. Semboyan Negara “Bhinneka Tunggal Ika” dapat diartikan sebagai berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Sedangkan perkataan Bhinneka itu sendiri adalah gabungan dua perkataan : Bhinna dan Ika.
Adapun makna dari pepatah itu adalah penggambaran dari persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia walaupun keluar memperlihatkan perbedaan dan perlainan. Kalimat itu telah tua sekali usianya dan telah dipakai oleh pujangga terutama oleh Empu Tantular dalam kitabnya Sutasoma, yang mengartikan pepatah tersebut sebagai “Diantara Pusparagam ada Persatuan”.
WARNA
Warna Lambang Negara yang dipakai adalah (terutama) tiga warna, yaitu Merah, Putih, Kuning Emas. Disamping itu dipakai juga warna hitam sebagai warna yang sebenarnya ada di alam.
Warna Emas dipakai oleh semua burung garuda, yang menggambarkan kebesaran bangsa dan keluhuran negara.
Warna Merah Putih dipakai pada ruangan perisai ditengah-tengah dan pada pita dalam cengkraman cakarnya.
* Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa
Tertulis dengan Nur Cahaya diruangan tengah berbentuk bintang yang bersudut lima.
*Dasar Kerakyatan
Dilukiskan dengan Kepala Banteng sebagai lambang tenaga rakyat.
* Dasar Kebangsaan
Dilukiskan dengan Pohon Beringin, tempat berlindung.
* Dasar Perikemanusiaan
Dilukiskan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi. Rantai bermata bulatan menunjukan bagian perempuan berjumlah 9 (sembilan), dan rantai bermata persegi berjumlah 8 (delapan) menunjukan bagian laki-laki. Jumlah rantai sebanyak 17 (tujuh belas) itu sambung menyambung tidak putus-putusnya sesuai dengan sifat manusia yang turun temurun.
* Dasar Keadilan Sosial
Dilukiskan dengan padi dan kapas sebagai tanda tujuan kemakmuran, kedua gambar tumbuh-tumbuhan tersebut (padi dan kapas) sesuai dengan hymne yang memuji-muji pakaian (sandang) dan makanan (pangan).
3. Semboyan Negara “Bhinneka Tunggal Ika” dapat diartikan sebagai berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Sedangkan perkataan Bhinneka itu sendiri adalah gabungan dua perkataan : Bhinna dan Ika.
Adapun makna dari pepatah itu adalah penggambaran dari persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia walaupun keluar memperlihatkan perbedaan dan perlainan. Kalimat itu telah tua sekali usianya dan telah dipakai oleh pujangga terutama oleh Empu Tantular dalam kitabnya Sutasoma, yang mengartikan pepatah tersebut sebagai “Diantara Pusparagam ada Persatuan”.
WARNA
Warna Lambang Negara yang dipakai adalah (terutama) tiga warna, yaitu Merah, Putih, Kuning Emas. Disamping itu dipakai juga warna hitam sebagai warna yang sebenarnya ada di alam.
Warna Emas dipakai oleh semua burung garuda, yang menggambarkan kebesaran bangsa dan keluhuran negara.
Warna Merah Putih dipakai pada ruangan perisai ditengah-tengah dan pada pita dalam cengkraman cakarnya.
PENGGUNAAN
LAMBANG NEGARA
Penggunaan Lambang
Negara diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 43 tentang lambang Negara tanggal
26 Juni 1958 (L.N. 1958 – 71) yang disesuaikan dengan keadaan sekarang,
berbunyi sebagai berikut :
a. Pemasangan Lambang
Negara di muka sebelah luar gedung dianggap sebagai suatu keistimewaan.
Oleh karena itu pemasangan dengan cara ini
dibatasi pada gedung dan rumah jabatan, yaitu rumah dinas yang khusus
disediakan untuk jabatan-jabatan tertentu, yaitu :
v Gedung-gedung MPR,
DPR, Mahkamah Agung, DPA, BPK, Sekretariat Negara, BAPPENAS.
v Rumah-rumah jabatan
Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur / Kepala Daerah dan Kepala Daerah
yang setingkat dengan itu.
b. Pemasangan Lambang
Negara di dalam gedung :
1. Pemasangan Lambang
Negara diharuskan di dalam tiap
1) Kantor Kepala Daerah
2) Ruang Sidang MPR dan
DPR
3) Ruang Sidang Peradilan
4) Markas Angkatan Perang
5) Kantor Keplosian
Negara
6) Kantor Imigrasi
7) Kantor Bea dan Cukai
8) Kantor Syahbandar
2. Pemasangan Lambang
Negara diperbolehkan pada tiap kantor negeri lain, di luar kantor tersebut di
atas.
3. Jika Lambang Negara
dalam suatu ruangan ditempatkan bersama-sama dengan Presiden dan / atau gambar
Wakil Presiden, maka kepada Lambang Negara diberi tempat paling sedikit sama
dengan yang diberikan kepada gambar itu.
c. Pemasangan Lambang
Negara secara lain
1) Lambang Negara
dipasang pada paspor dan tiap Lembaran Negara dan Berita Negara serta
tambahan-tambahannya pada halaman pertama atas tengah.
2) Lambang Negara hanya
diperbolehkan untuk cap jabatan Presiden, Wakil Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR,
Ketua Mahkamah Agung, Ketua DPA, Ketua BPK, Ketua BAPPENAS, Kepala Daerah
Tingkat Bupati ke atas dan Notaris.
3) Di dalam cap dinas
untuk kantor-kantor pusat dari jabatan-jabatan tersebut dalam huruf b angka 2
di atas boleh dilukiskan Lambang Negara.
4) Lambang Negara dapat
digunakan pada surat jabatan Presiden, Wakil Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR,
Ketua Mahkamah Agung, Ketua DPA, Ketua BPK, Menteri, Jaksa Agung, Sekretaris
Nagara, termasuk sekretaris-sekretaris di bawahnya, Gubernur / Kepala Daerah
dan Notaris.
5) Lambang Negara dapat
digunakan pada :
v Mata uang logam dan
mata uang kertas.
v Kertas bermaterai
(dalam materainya)
v Surat Ijazah Negara
v Barang negara di
rumah-rumah jabatan Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri Luar Negeri.
v Pakaian-pakaian resmi
yang dianggap perlu oleh Pemerintah.
v Buku-buku dan
majalah-majalah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat.
v Buku kumpulan
Undang-undang yang diterbitkan oleh Pemerintah, juga buku kumpulan
Undang-undang yang diterbitkan oleh Partikelir.
v Surat-surat kapal dan
barang-barang lain dengan seizin Menteri yang bersangkutan.
6) Lambang Negara dapat
digunakan diadakannya peristiwa-peristiwa resmi, pada gapura dan
bangunan-bangunan lainnya yang pantas.
7) Lambang Negara dalam
bentuk Lencana dapat digunakan di suatu negara asing oleh Instansi-instansi
Pemerintah Republik Indonesia dilakukan menurut peraturan atau kebiasaan
tentang penggunaan lambang kebangsaan asing yang berlaku di negeri itu.
LARANGAN
Pada
dasarnya Lambang Negara dilarang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah
tentang Penggunaan Lambang Negara tahun 1958 No. 43 (L.N. 1958 – 71) yang
ketentuan-ketentuan pokoknya seperti diuraikan di atas, dan disamping itu :
a) Pada Lambang Negara
dilarang menaruh huruf, kalimat, angka, gambar, atau tanda-tanda lain.
b) Dilarang menggunakan
Lambang Negara sebagai perhiasan cap dagang, reklame perdagangan, atau
propaganda politik dengan cara apapun.
c) Dilarang membuat
lambang perseorangan, perkumpulan, organisasi partikelir atau perusahaan yang
pada pokoknya sama sekali menyerupai Lambang Negara.
ANCAMAN
HUKUMAN
Tindak pidana tersebut
di bawah ini, yaitu :
a. Menggunakan Lambang
Negara bertentangan dengan Peraturan Pemerintah tentang Penggunaan lambang
Negara tahun 1958 No. 43 (L.N. 1958 – 71) dengan tidak mengurangi
ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang Panji dan Bendera
Jabatan.
b. Menaruh huruf,
kalimat, angka, gambar, atau tanda-tanda lain pada Lambang Negara.
c. Menggunakan Lambang
Negara sebagai perhiasan cap dagang, reklame perdagangan, atau propaganda
politik dengan cara apapun.
d. Lambang perseorangan,
perkumpulan, organisasi partikelir atau perusahaan yang pada pokoknya sama
sekali menyerupai Lambang Negara.
Kesemuanya dianggap
sebagai pelanggaran dan
perbuatannya dihukum dengan hukuman selama-lamanya tiga bulan atau denda.
Sabtu, 18 Mei 2013
Mengerti Arti Bacaan Sholat
Sebenarnya
jika kita tanya hati kita paling dalam. Apakah kita mengerti dengan semua
bacaan Sholat yang kita baca? Memang jika kita ingin mengetahui dan mengerti
apa yg kita lafadzkan saat kita Sholat, maka hal itu akan sangat jauh lebih
baik, malah mungkin jika kita resapi kita akan mendapatkan apa itu
ke Khusyuk an dlm melaksanakan Sholat Fardhu kita. Rasulullah SAW bersabda “sholatlah seakan-akan
engkau sedang melihat Tuhan atau Tuhan sedang melihatmu” ( Rukun Ihsan ).
Mari
kita mulai belajar meresapi arti dari bacaan Sholat kita. Karena Sholat
merupakan Dzikir yang sempurna.
Takbir
Takbiratul Ihram —-> ALLAAHU AKBAR
(Allah Maha Besar)
Iftitah
Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila.
(Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang).
Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin.
(Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik)
Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin.
(Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam).
Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin.
(Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)
Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila.
(Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang).
Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin.
(Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik)
Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin.
(Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam).
Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin.
(Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)
Al
Fatihah
Adapun Rasulullah SAW pada waktu membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali.
Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya.
Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim)
(Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang)
Alhamdulillaah, Rabbil ‘aalamiin
(Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta ‘alam)
Arrahmaanirrahiim
(Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Maaliki, yaumiddiin
(Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali)
Iyyaaka, na’budu, wa iyyaaka, nasta’iin
(Hanya KepadaMulah, kami menyembah, dan hanya kepadaMulah, kami mohon pertolongan)
Ihdina, asshiraathal, mustaqiim
(Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus)
Shiraath, alladziina, an’am, ta ‘alayhim
(Jalan, yang, telah Engkau beri ni’mat, kepada mereka)
Ghayril maghduubi ‘alaihim, wa laddhaaaalliiin.
(Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat)
Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
Adapun Rasulullah SAW pada waktu membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali.
Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya.
Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim)
(Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang)
Alhamdulillaah, Rabbil ‘aalamiin
(Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta ‘alam)
Arrahmaanirrahiim
(Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
Maaliki, yaumiddiin
(Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali)
Iyyaaka, na’budu, wa iyyaaka, nasta’iin
(Hanya KepadaMulah, kami menyembah, dan hanya kepadaMulah, kami mohon pertolongan)
Ihdina, asshiraathal, mustaqiim
(Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus)
Shiraath, alladziina, an’am, ta ‘alayhim
(Jalan, yang, telah Engkau beri ni’mat, kepada mereka)
Ghayril maghduubi ‘alaihim, wa laddhaaaalliiin.
(Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat)
Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
Rasulullah bersabda
“Apabila engkau berdiri utk shalat bertakbirlah lalu bacalah yg mudah dari
al-Qur’an “.
Ruku’
Lalu ruku’, dimana
ketika ruku’ ini beliau mengucapkan :
Subhaana, rabbiyal, ‘adzhiimi, Wabihamdihi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)
—-> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali.
(Hadits Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani)
Rasulullah sering sekali memperpanjang Ruku’, Diriwayatkan bahwa :
“Rasulullaah SAW, menjadikan ruku’nya, dan bangkitnya dari ruku’, sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya.”
(Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
I’tidal
Pada
saat ketika kita
i’tidal atau bangkit dari ruku, dengan mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar
telinga, seiring Rasululullah SAW menegakkan punggungnya dari ruku’ beliaumengucapkan:
Sami’allaahu, li, man,
hamida,
“Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya”.
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim)
“Apabila imam mengucapkan “sami’allaahu liman hamidah”, maka ucapkanlah “rabbanaa lakal hamdu”, niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya SAW(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)
“Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya”.
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim)
“Apabila imam mengucapkan “sami’allaahu liman hamidah”, maka ucapkanlah “rabbanaa lakal hamdu”, niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya SAW(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)
Hal
ini diperkuat pula dengan : Disaat Rasulullah sedang Sholat berjamaah, lalu
ketika I’tidal beliau mengucapkan “Sami’allaahu, li, man, hamidah”
lalu ada diantara makmun mengucapkan“Rabbanaa
lakal hamdu”, Lalu
pada selesai Sholat, Rasul bertanya “Siapakah gerangan yang mengucap “Rabbanaa lakal hamdu”, ketika
aku ber I’tidal? Aku melihat para malaikat berlomba lomba untuk menulis
kebaikan akan dirimu dari jawaban itu”.
Maka sudah cukup jelas bahwa mari kita mulai melafalkan :
Rabbanaa, lakal, hamdu
(Ya Tuhan kami, bagiMulah, segala puji)
Kesmpurnaan lafadzh diatas :
Maka sudah cukup jelas bahwa mari kita mulai melafalkan :
Rabbanaa, lakal, hamdu
(Ya Tuhan kami, bagiMulah, segala puji)
Kesmpurnaan lafadzh diatas :
mil ussamaawaati, wa mil ul ardhi, wa mil u maa shyi’ta, min shai in, ba’du
(Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya)
(Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu ‘Uwanah)
Sujud
Ketika kita sujud,
maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do’a sujud seperti
yang telah dicontohkan Rasulullaah SAW.
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu.
Subhaana, rabbiyal, a’laa, wa, bihamdi, hi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya)
Duduk antara dua Sujud
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu.
Subhaana, rabbiyal, a’laa, wa, bihamdi, hi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya)
Duduk antara dua Sujud
Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita melafadzkan seperti yang dilakukanRasulullaah, dan bacalah do’a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah SWT. Di dalam duduk ini, Rasulullah SAW mengucapkan :
Robbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii
wahdinii, wa ‘aafinii, Wa’Fuanni
(Ya Allah ampunilah
aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah
rizqi kepadaku)
Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim).
Duduk At-Tasyaahud Awal
Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim).
Duduk At-Tasyaahud Awal
1.
Sebuah hadits yang
diriwayatkan Imam Muslim, Abu ‘Uwanah, Asy-Syafi’i, dan An-Nasa’i.
Dari Ibnu ‘Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepada kami. Beliau mengucapkan :
Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah.
Assalaamu ‘alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh.
Assalaamu ‘alayna wa ‘alaa ‘ibaadillaahisshaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
Dari Ibnu ‘Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepada kami. Beliau mengucapkan :
Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah.
Assalaamu ‘alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh.
Assalaamu ‘alayna wa ‘alaa ‘ibaadillaahisshaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.
(dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, ‘abduhu, warasuuluh)
(dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, ‘abduhu, warasuuluh)
2. Menurut hadist yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah.
Dari Ibn Mas’ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepadaku : —-> (Mari diresapi setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk)
Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat.
(Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan).
Assalaamu ‘alayka *, ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh.
(Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu , wahai Nabi, dan beserta rahmat Allah, dan berkatNya).
Assalaamu ‘alaynaa, wa ‘alaa, ‘ibaadillaahisshaalihiiin.
(Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh).
Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah.
(Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allah).
Wa asyhadu, anna muhammadar rorsulallaah,
(Dan aku bersaksi, bahwa muhammad adalah utusan Allah.
Bacaan shalawat Nabi SAW di akhir sholat
Rasulullah SAW. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari’atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya.
Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum/biasa kita lafadzkan, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.
Allaahumma, shalli
‘alaa muhammad, wa ‘alaa, aali muhammad.
(Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad)
Kamaa, shallayta, ‘alaa ibrahiim, wa ‘alaa, aali ibraahiim.
(Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim).
Wa ‘barikh alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad.
(Ya Allah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad)
Kamaa, baarakta, ‘ala ibraahiim, wa ‘alaa, aali ibraahiiim.
(Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim).
Fil Allamina Innaka, hamiidummajiid.
(Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia).
(Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad)
Kamaa, shallayta, ‘alaa ibrahiim, wa ‘alaa, aali ibraahiim.
(Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim).
Wa ‘barikh alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad.
(Ya Allah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad)
Kamaa, baarakta, ‘ala ibraahiim, wa ‘alaa, aali ibraahiiim.
(Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim).
Fil Allamina Innaka, hamiidummajiid.
(Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia).
Salam
“Rasulullah SAW. mengucapkan salam ke sebelah kanannya :
Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
(Mudah-mudahan
kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah, serta berkatNya),
sehingga
tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau
mengucapkan :Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah
(Mudah-mudahan
kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah), sehingga
tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri.”
(
Hadist Riwayat : Abu Daud,
An-Nasa’i, dan Tirmidzi )
Mari
di perhatikan, bahwa
ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih lengkap
daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua )
————————————————————————————————————————-
Subhanallah
dan Alhamdulillah, Maha Benar
Allah atas segala FirmanNya. Luar biasa sekali ya arti dari bacaan
Sholat ini. Makin merunduk kita, makin terlihat kecil kita, makin menangis
kita.
Saya
berharap agar ini menjadi bagian dari jalan kemudahan untuk kita di dalam menggapai khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita
lakukan.
Maka jika kita tahu dan mengerti akan nikmatnya shalat itu,
Yuk kita ajarkan pada
keluarga kita,
dan jangan lupa untuk berbagi dengan orang orang yang kita cinta
Langganan:
Postingan (Atom)