Rabu, 25 Desember 2013

DAFTAR NOMOR TELEPHON GURU SMPN 1 TEGALDLIMO

DAFTAR ALAMAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 TEGALDLIMO
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
No. Nama No. HP (TERBARU) Alamat Rumah
1 Drs. Makmun Atqiyak 081 234 654 68 Dsn Sidomulyo RT01/RW01 Sumberberas Muncar
2 Drs. Suprih 081 336 126 330 Dsn Krajan RT 02/RW 02 Tamanagung Cluring
3 Drs. Mahfud 081 336 723 128 Kedunggebang RT 48/RW 02 Tegaldlimo
4 Drs. Suyoto 085 334 086 762 Tegalsari Lor RT 11/RW 03 Purwoasri Tegaldlimo
5 Drs. Muhamad Saidi, M.Pd. Karetan RT 04/RW 01 Purwoharjo
6 Kamidi, S.Pd. 085 258 161 930 Tambakrejo RT 04/RW 06 Curahkrakal Muncar
7 Sunarsih, S.Pd. 081 336 900 166 Tegalsari Kidul RT 33/RW 8 Purwoasri Tegaldlimo
8 Jaimin, S.Pd 081 249 304 045 Sumberasri RT 02/RW 03 Purwoharjo
9 Drs. Sugeng Pamuji   081 234 651 652 Bayatrejo Wringinpitu Tegaldlimo
10 Hadi Rahardjo 085 749 429 975 Sumberluhur Rt 04/Rw 01 Tegaldlimo
11 Jasminarto 082 335 126 488 Kedunggebang Rt 17/RW 03 Tegaldlimo
12 Nanik Nurhayati, S.Pd. 082 334 358 102 Dsn Sidomulyo sumberberas Muncar
13 Sukardi, S.Pd. 082 141 386 197 Dsn Sumberejo RT 57/RW 9 Tegaldlimo
14 Karyono, S.Pd. 081 336 210 970 Kalisari RT 02/RW 01 Purwoasri Tegaldlimo
15 Lilik Riwayati, S.Pd. 081 249 134 56 Tegalsari Kidul Purwoasri Tegaldlimo
16 Gupuh Winarto, S.Pd. 085 234 625 235 Dsn Kabatmantren Rt 02/RW 4 Wringinputih Muncar
17 Drs. Imron Muhaedlori 081 336 732 118 Dsn Kaliboyo RT03/II Ds. Kradenan Purwoharjo
18 Drs. Joko Setiso 081 258 103 199 Dsn krajan Rt 05/Rw 03 Kedunggebang Tegaldlimo
19 Sugito, S.Pd. 081 336 003 538 Dsn Krajan RT 1/RW 1 Ds. Wringin putih, Muncar
20 Hariyono 081 358 668 388 Bayatrejo Rt 37/RW 8  Wringinpitu Tegaldlimo
21 Dra. Sutianah 085 330 223 984 Purwoagung RT 3/RW 1 Tegaldlimo
22 Sriyami, S.Pd. 082 334 353 029 Plampangrejo RT 03/RW 1 Cluring
23 Slamet Riyadi, S.Pd. 085 234 126 838 Ds. Sumberdadi RT24/RW 4 Tegaldlimo
24 Ariatiek Widhiani, S.Pd. 085 236 601 728 sumber luhur RT 19/RW 3 Tegaldlimo
25 Mutolip, S.Pd. 082 332 828 555 Kedungasri RT 09/RW 02 Tegaldlimo
26 Edy Purwanto 085 236 859 111 sumber luhur RT 19/RW 3 Tegaldlimo
27 Supriyanto, S.Pd. 082 333 136 221 Purwoagung RT 16/RW 3 Tegaldlimo
28 Irwanto Rahadi, S.Pd 085 236 944 280 Jatimulyo RT 01/RW 1 Glagahagung Purwoharjo
29 Ari Santoso 085 258 076 501 Sumberluhur Rt 12/Rw 02 Tegaldlimo
30 Mutjayati, S.Pd 081 336 916 088 Jatimulyo RT 02/RW 2 Glagahagung Purwoharjo
31 Susmiati, S.Pd 081 249 637 052 Sumberasri RT 03/RW 01 Purwoharjo
32 Moh. Munir Wahyudi 081 234 402 856 Sumberdadi RT 30/RW 5 Tegaldlimo
33 Drs. Misdi 081 234 591 804 Dsn Sumberkepuh RT 08/RW 1 Tegaldlimo
34 Drs. Edy Sugianto 081 336 083 312 Jatirejo RT 06/RW 02 Glagahagung Purwoharjo
35 Dra. Sumiati 085 336 101 135 Sumberkepuh RT 27/RW 02 Kedungwungu T.dlimo
36 Drs. Henokh Sutejo 081 252 682 558 Bayatrejo RT 40/RW 8 Wringinpitu Tegaldlimo
37 Endang Nurhayati, S.Pd 085 258 714 934 Sumbermulyo Rt 46/RW 7 Tegaldlimo
38 Fahrudi Hamsah, S.Pd 081 358 076 919 Jatiluhur RT 01/RW 01 Glagahagung Purwoharjo
39 Damiyanto, S.Pd 085 258 160 659 Dsn Gempoldampit Kedungwungu Tegaldlimo
40 Painten, S.Pd 085 257 984 053 sidomulyo RT 01/RW10 Sumberberas Muncar
41 Drs. Supriyadi 081 559 698 520 Sidodadi RT 02 /Rw 01 Karetan Purwoharjo
42 Kasiyani 082 331 551 468 Sumbermulyo RT 36/RW 06 Tegaldlimo
43 Sri Wahyuningsih, S.Pd 085 257 201 894 Sumberluhur RT 07/Rw 01 Tegaldlimo
44 Siti Ngaisah, S.Ag 081 252 649 171 Purwoasri RT 30/RW 7 Tegaldlimo
45 Ernayanti M.W. S.PdI 085 232 296 947 Ringinasri RT 30/RW 7 Wringinpitu Tegaldlimo
46 S. Sukirman Sumberdadi  Tegaldlimo
47 Siti Aminah 085 236 224 071 Dsn Krajan RT 03/RW 8 Plampangrejo Cluring
48 Etik Sudarmiyati 082 143 961 347 Sumberdadi RT 25/Rw 04 Tegaldlimo
49 Juwarto 085 258 063 144 Sumberdadi RT 30/RW 5 Tegaldlimo
50 Hadiyah Widiyati 085 236 847 854 Sumbermulyo Rt 46/RW 7 Tegaldlimo
51 Jaka Winata 082 330 445 029 Sumberdadi RT30/Rw 05 tegaldlimo

Minggu, 24 November 2013

AKU ADALAH CAHAYA



Kata guru biologi …
Kita dari kecil lalu bisa tumbuh semakin besar dan dewasa
Itu karena kita makan dan minum …..
Kadang makan nasi, buah, sayur, …
Kadang minum air, susu, madu ….. apapun itu.
Dari kecil … jadi besar …dewasa … tua … kemudian MATI .!
Pernahkah kau Bayangkan jadi apa “dirimu” setelah mati ?
Membusuk, menyatu dengan tanah,
Menyatu dengan air hujan yang meresap,
Mengalir, merasuk dalam sumber-sumber mata air,
Lantas menyembul ke sungai,  ke sumur,
Terminum hewan, juga manusia, mungkin juga terminum anakmu ….
Ada juga yang masih meresap di dalam tanah,  
Terhisap akar tetumbuhan, ….lalu
 Ada yang jadi buah pisang, mangga, sayur, padi atau lainnya ….
Dan buah serta sayur itu, ada yang termakan kerbau, burung,
Atau bahkan juga termakan oleh anakmu …………………
Mungkin juga yang kita makan itu, sebagian dari darah dan daging kakek nenekmu …
Lalu, ada juga yang mengelak ….
Aku makan roti, ….Aku makan daging, ….
Apapun itu …. Dari mana bahan dasar mereka ?
Tak ada yang bisa mengingkari !
Renungkan ……!
Masih adakah yang patut kita banggakan dari tubuh kita ini ?
Yang berasal dari tanah akan kembali kedalam tanah !
Yang kau sebut aku,

Yang gambarnya terpampang itu,….
Itu bukanlah aku,
Itu hanya tempatku singgah
Tempat yang memenjarakan aku
............................……
AKU adalah seberkas cahaya
Yang memantul dari cahayaNya
Yang tercipta atas kehendakNya
Biarlah sesaat aku terpenjara didalam raga ini
Raga yang tercipta dari tanah ini,
Yang pasti, kelak aku akan kembali
 Kepada asalku yang hakiki
Ke haribaan Illahi Robi
Semoga aku tidak lupa diri.

Allahuma jaalna fii qolbi nuuro...........ia.

Selasa, 27 Agustus 2013

Makna Lambang Negara : Garuda Pancasila


*  Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
* Rantai melambangkan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
*  Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia
*  Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
*  Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
*  Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci
o   Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:
o   Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Katulistiwa
   o  Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia
   o   Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
o   Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
o   Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
o   Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
o   Jumlah bulu di leher berjumlah 45
·        Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda beda, tetapi tetap satu jua”.

LAMBANG NEGARA
SEJARAH

Tidak diketahui secara pasti, namun dalam sejarah bangsa Indonesia Lambang Burung Garuda terdapat dalam Lencana Garuda Mukha yang dikenakan oleh Prabu Airlangga yang digambarkan sebagai Dewa Wisnu yang mengendarai Burung Garuda yang bergelar Resi Getayu.

Bersumber dari museum Idayu Jakarta terdapat beberapa rancangan Lambang Negara. Sekitar akhir tahun 1949 diketahui adanya sesuatu panitia yang merancang Lambang Negara, diantaranya adalah Mr. Mohamad Yamin dan Sultan Hamid II.

Data yang pasti diketahui tanggal 8 Februari 1950 terdapat rancangan Lambang Negara yang dibuat oleh Mr. Mohammad yamin yang telah dipersiapkan di Istana Gambir, dalam rangka Rapat Panitia Lambang Negara bersama Presiden Republik Indonesia I, yang kemudian tercatat dalam sejarah selanjutnya rancangan mana yang terpilih.

Pada Sidang DPR RIS tanggal 20 Februari 1950 Lambang Negara yang terpampang sama dengan sekarang ada.

DASAR HUKUM

1. Peraturan Pemerintah yang menetapkan Lambang Negara secara resmi adalah PP No. 66 tahun 1951, tanggal 17 Oktober 1951, yang dinyatakan berlaku tanggal 17 Agustus 1952. Dimasukan ke dalam
Lembaran Negara tahun 1951, (LN 1951 – 111).

2. Penggunaannya diatur oleh PP No. 43 tahun 1958, yang dimasukan ke Lembaran Negara No. 71 tahun 1958.

Lambang negara ditetapkan berupa suatu lukisan yang diambil dari salah satu bentuk-bentuk perwujudan peradaban Indonesia yang hidup dalam mythologi, symbologi dan kesusastraan Indonesia dan tergambar pada beberapa candi sejak abad ke 6 sampai dengan abad ke 16.

BENTUK

Pada garis besarnya Lambang Negara itu terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu :

1. Burung Garuda yang menengok dengan kepala lurus ke sebelah kanan.

2. Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda.

3. Semboyan ditulis di atas pita yang dicengkram oleh Garuda.
 


MAKNA LAMBANG NEGARA

Dengan bagian-bagiannya

1. Burung Garuda, yang digantungi perisai, dengan paruh, sayap, ekor dan cakar melambangkan tenaga pembangunan. 
     Adapun didalam gambar Burung Garuda itu terdapat bagian-bagian lagi yaitu :
     A. Sayapnya yang berbulu tujuh belas (setiap sayapnya) melambangkan tanggal 17 (tanggal        
          kemerdekaan).
     B.  Ekor berbulu delapan menandakan bulan ke 8 / Agustus, bulan kemerdekaan Indonesia.
     C. Bulu leher sebanyak 45 (empat puluh lima) menandakan tahun kemerdekaan (1945).

2. Perisai atau tameng berbentuk jantung adalah senjata yang dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai tanda perjuangan untuk mencapai tujuan dengan jalan melindungi diri.

Senjata yang demikian itu dijadikan lambang, karena wujud dan artinya tetap, tidak berubah-ubah, yakni sebagai lambang perjuangan dan perlindungan.

Dengan mengambil bentuk perisai ini, maka Republik Indonesia berhubungan langsung dengan peradaban Indonesia asli.
Garis hitam tebal ditengah-tengah perisai ini dimaksudkan khatulistiwa (equator)yang melewati Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Barat. Hal menyatakan bahwa Republik Indonesia adalah negara yang merdeka dan berdaulat penuh dipermukaan bumi berhawa panas.

Lima buah ruang pada perisai itu masing-masing mewujudkan dasar Negara Republik Indonesia, PANCASILA, yaitu :

* Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa

Tertulis dengan Nur Cahaya diruangan tengah berbentuk bintang yang bersudut lima.

*Dasar Kerakyatan

Dilukiskan dengan Kepala Banteng sebagai lambang tenaga rakyat.

* Dasar Kebangsaan

Dilukiskan dengan Pohon Beringin, tempat berlindung.

* Dasar Perikemanusiaan

Dilukiskan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi. Rantai bermata bulatan menunjukan bagian perempuan berjumlah 9 (sembilan), dan rantai bermata persegi berjumlah 8 (delapan) menunjukan bagian laki-laki. Jumlah rantai sebanyak 17 (tujuh belas) itu sambung menyambung tidak putus-putusnya sesuai dengan sifat manusia yang turun temurun.

* Dasar Keadilan Sosial

Dilukiskan dengan padi dan kapas sebagai tanda tujuan kemakmuran, kedua gambar tumbuh-tumbuhan tersebut (padi dan kapas) sesuai dengan hymne yang memuji-muji pakaian (sandang) dan makanan (pangan).

3. Semboyan Negara  “Bhinneka Tunggal Ika” dapat  diartikan sebagai berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Sedangkan perkataan Bhinneka itu sendiri adalah gabungan dua perkataan : Bhinna dan Ika.

Adapun makna dari pepatah itu adalah penggambaran dari persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia walaupun keluar memperlihatkan perbedaan dan perlainan. Kalimat itu telah tua sekali usianya dan telah dipakai oleh pujangga terutama oleh Empu Tantular dalam kitabnya Sutasoma, yang mengartikan pepatah tersebut sebagai “Diantara Pusparagam ada Persatuan”.


WARNA

Warna Lambang Negara yang dipakai adalah (terutama) tiga warna, yaitu Merah, Putih, Kuning Emas. Disamping itu dipakai juga warna hitam sebagai warna yang sebenarnya ada di alam.

Warna Emas dipakai oleh semua burung garuda, yang menggambarkan kebesaran bangsa dan keluhuran negara.

Warna Merah Putih dipakai pada ruangan perisai ditengah-tengah dan pada pita dalam cengkraman cakarnya.

PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA

Penggunaan Lambang Negara diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 43 tentang lambang Negara tanggal 26 Juni 1958 (L.N. 1958 – 71) yang disesuaikan dengan keadaan sekarang, berbunyi sebagai berikut :
a. Pemasangan Lambang Negara di muka sebelah luar gedung dianggap sebagai suatu keistimewaan.
Oleh karena itu pemasangan dengan cara ini dibatasi pada gedung dan rumah jabatan, yaitu rumah dinas yang khusus disediakan untuk jabatan-jabatan tertentu, yaitu :
v Gedung-gedung MPR, DPR, Mahkamah Agung, DPA, BPK, Sekretariat Negara, BAPPENAS.
v Rumah-rumah jabatan Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur / Kepala Daerah dan Kepala Daerah yang setingkat dengan itu.
b. Pemasangan Lambang Negara di dalam gedung :
1. Pemasangan Lambang Negara diharuskan di dalam tiap
1) Kantor Kepala Daerah
2) Ruang Sidang MPR dan DPR
3) Ruang Sidang Peradilan
4) Markas Angkatan Perang
5) Kantor Keplosian Negara
6) Kantor Imigrasi
7) Kantor Bea dan Cukai
8) Kantor Syahbandar
2. Pemasangan Lambang Negara diperbolehkan pada tiap kantor negeri lain, di luar kantor tersebut di atas.
3. Jika Lambang Negara dalam suatu ruangan ditempatkan bersama-sama dengan Presiden dan / atau gambar Wakil Presiden, maka kepada Lambang Negara diberi tempat paling sedikit sama dengan yang diberikan kepada gambar itu.
c. Pemasangan Lambang Negara secara lain
1) Lambang Negara dipasang pada paspor dan tiap Lembaran Negara dan Berita Negara serta tambahan-tambahannya pada halaman pertama atas tengah.
2) Lambang Negara hanya diperbolehkan untuk cap jabatan Presiden, Wakil Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua Mahkamah Agung, Ketua DPA, Ketua BPK, Ketua BAPPENAS, Kepala Daerah Tingkat Bupati ke atas dan Notaris.
3) Di dalam cap dinas untuk kantor-kantor pusat dari jabatan-jabatan tersebut dalam huruf b angka 2 di atas boleh dilukiskan Lambang Negara.
4) Lambang Negara dapat digunakan pada surat jabatan Presiden, Wakil Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua Mahkamah Agung, Ketua DPA, Ketua BPK, Menteri, Jaksa Agung, Sekretaris Nagara, termasuk sekretaris-sekretaris di bawahnya, Gubernur / Kepala Daerah dan Notaris.
5) Lambang Negara dapat digunakan pada :
v Mata uang logam dan mata uang kertas.
v Kertas bermaterai (dalam materainya)
v Surat Ijazah Negara
v Barang negara di rumah-rumah jabatan Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri Luar Negeri.
v Pakaian-pakaian resmi yang dianggap perlu oleh Pemerintah.
v Buku-buku dan majalah-majalah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat.
v Buku kumpulan Undang-undang yang diterbitkan oleh Pemerintah, juga buku kumpulan Undang-undang yang diterbitkan oleh Partikelir.
v Surat-surat kapal dan barang-barang lain dengan seizin Menteri yang bersangkutan.
6) Lambang Negara dapat digunakan diadakannya peristiwa-peristiwa resmi, pada gapura dan bangunan-bangunan lainnya yang pantas.
7) Lambang Negara dalam bentuk Lencana dapat digunakan di suatu negara asing oleh Instansi-instansi Pemerintah Republik Indonesia dilakukan menurut peraturan atau kebiasaan tentang penggunaan lambang kebangsaan asing yang berlaku di negeri itu.

LARANGAN
Pada dasarnya Lambang Negara dilarang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah tentang Penggunaan Lambang Negara tahun 1958 No. 43 (L.N. 1958 – 71) yang ketentuan-ketentuan pokoknya seperti diuraikan di atas, dan disamping itu :
a) Pada Lambang Negara dilarang menaruh huruf, kalimat, angka, gambar, atau tanda-tanda lain.
b) Dilarang menggunakan Lambang Negara sebagai perhiasan cap dagang, reklame perdagangan, atau propaganda politik dengan cara apapun.
c) Dilarang membuat lambang perseorangan, perkumpulan, organisasi partikelir atau perusahaan yang pada pokoknya sama sekali menyerupai Lambang Negara.

ANCAMAN HUKUMAN
Tindak pidana tersebut di bawah ini, yaitu :
a. Menggunakan Lambang Negara bertentangan dengan Peraturan Pemerintah tentang Penggunaan lambang Negara tahun 1958 No. 43 (L.N. 1958 – 71) dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang Panji dan Bendera Jabatan.
b. Menaruh huruf, kalimat, angka, gambar, atau tanda-tanda lain pada Lambang Negara.
c. Menggunakan Lambang Negara sebagai perhiasan cap dagang, reklame perdagangan, atau propaganda politik dengan cara apapun.
d. Lambang perseorangan, perkumpulan, organisasi partikelir atau perusahaan yang pada pokoknya sama sekali menyerupai Lambang Negara.
Kesemuanya dianggap sebagai pelanggaran dan perbuatannya dihukum dengan hukuman selama-lamanya tiga bulan atau denda.

Sabtu, 18 Mei 2013

Mengerti Arti Bacaan Sholat


Sebenarnya jika kita tanya hati kita paling dalam. Apakah kita mengerti dengan semua bacaan Sholat yang kita baca? Memang jika kita ingin mengetahui dan mengerti apa yg kita lafadzkan saat kita Sholat, maka hal itu akan sangat jauh lebih baik, malah mungkin jika kita resapi kita akan mendapatkan apa  itu ke Khusyuk an dlm melaksanakan Sholat Fardhu kita. Rasulullah SAW bersabda “sholatlah seakan-akan engkau sedang melihat Tuhan atau Tuhan sedang melihatmu” ( Rukun Ihsan ).
Mari kita mulai belajar meresapi arti dari bacaan Sholat kita. Karena Sholat merupakan Dzikir yang sempurna.

Takbir
Takbiratul Ihram —-> ALLAAHU AKBAR
                              (Allah Maha Besar)
Iftitah

Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila.

(Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang).

Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin.
(Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik)

Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin.
(Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam).

Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin.

(Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)

Al Fatihah

Adapun Rasulullah
 SAW pada waktu membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali.
Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya.

Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim)

(Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang)

Alhamdulillaah, Rabbil ‘aalamiin
(Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta ‘alam)

Arrahmaanirrahiim
(Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

Maaliki, yaumiddiin
(Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali)

Iyyaaka, na’budu, wa iyyaaka, nasta’iin
(Hanya KepadaMulah, kami menyembah, dan hanya kepadaMulah, kami mohon pertolongan)

Ihdina, asshiraathal, mustaqiim
(Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus)

Shiraath, alladziina, an’am, ta ‘alayhim

(Jalan, yang, telah Engkau beri ni’mat, kepada mereka)

Ghayril maghduubi ‘alaihim, wa laddhaaaalliiin.

(Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat)

Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
Rasulullah bersabda “Apabila engkau berdiri utk shalat bertakbirlah lalu bacalah yg mudah dari al-Qur’an “.

Ruku’
Lalu ruku’, dimana ketika ruku’ ini beliau mengucapkan :

 Subhaana, rabbiyal, ‘adzhiimi
, Wabihamdihi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)

—-> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali.
(Hadits Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani)

Rasulullah sering sekali memperpanjang Ruku’Diriwayatkan bahwa :

“Rasulullaah S
AW, menjadikan ruku’nya, dan bangkitnya dari ruku’, sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya.”
(Hadits  Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)

I’tidal
Pada saat ketika kita i’tidal atau bangkit dari ruku, dengan mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, seiring Rasululullah SAW menegakkan punggungnya dari ruku’ beliaumengucapkan:
Sami’allaahu, li, man, hamida,
“Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya”.

(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim)

“Apabila imam mengucapkan “sami’allaahu liman hamidah”, maka ucapkanlah “rabbanaa lakal hamdu”, niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya SAW(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)

Hal ini diperkuat pula dengan : Disaat Rasulullah sedang Sholat berjamaah, lalu ketika I’tidal beliau mengucapkan “Sami’allaahu, li, man, hamidah” lalu ada diantara makmun mengucapkanRabbanaa lakal hamdu”, Lalu pada selesai Sholat, Rasul bertanya “Siapakah gerangan yang mengucap Rabbanaa lakal hamdu”, ketika aku ber I’tidal? Aku melihat para malaikat berlomba lomba untuk menulis kebaikan akan dirimu dari jawaban itu”.

Maka
 sudah cukup jelas bahwa mari kita mulai melafalkan :
Rabbanaa, lakal, hamdu
(Ya Tuhan kami, bagiMulah, segala puji)

Kesmpurnaan lafadzh diatas :

mil ussamaawaati, wa mil ul ardhi, wa mil u maa shyi’ta, min shai in, ba’du
(Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya)
(Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu ‘Uwanah)

Sujud
Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do’a  sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah SAW.
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu.

Subhaana, rabbiyal, a’laa, wa, bihamdi, hi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya)

Duduk antara dua Sujud

Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita 
melafadzkan seperti yang dilakukanRasulullaah, dan bacalah do’a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah SWT. Di dalam duduk ini, Rasulullah SAW  mengucapkan :

Robbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii
wahdinii, wa ‘aafinii, 
Wa’Fuanni
(Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku)

Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim).

Duduk At-Tasyaahud Awal

1.       Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu ‘Uwanah, Asy-Syafi’i, dan An-Nasa’i.
Dari Ibnu ‘Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepada kami. Beliau mengucapkan :

Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah.
Assalaamu ‘alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh.
Assalaamu ‘alayna wa ‘alaa ‘ibaadillaahisshaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
      Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.
      (dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, ‘abduhu, warasuuluh)

2Menurut hadist yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah.
Dari Ibn Mas’ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan  kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepadaku : —-> (Mari d
iresapi setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk)

Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat.

(Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan).

Assalaamu ‘alayka
 *, ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh.
(Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu , wahai Nabi, dan beserta rahmat Allah, dan berkatNya).

Assalaamu ‘alaynaa, wa ‘alaa, ‘ibaadillaahisshaalihiiin.

(Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh).

Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah.
(Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allah).

Wa asyhadu, anna muhammadar rorsulallaah, 

(Dan aku bersaksi, bahwa muhammad adalah utusan Allah.
Bacaan shalawat Nabi SAW di akhir sholat

Rasulullah 
SAW. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari’atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya.

Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum
/biasa kita lafadzkan, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.
Allaahumma, shalli ‘alaa  muhammad, wa ‘alaa, aali  muhammad.
(Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad)

Kamaa, shallayta, ‘alaa  ibrahiim, wa ‘alaa, aali  ibraahiim.
(Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim).

Wa ‘barikh alaa  muhammad, wa ‘alaa aali  muhammad.

(Ya Allah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad)

Kamaa, baarakta, ‘ala  ibraahiim, wa ‘alaa, aali  ibraahiiim.
(Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim).

Fil Allamina Innaka, hamiidummajiid.

(Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia).


Salam

“Rasulullah 
SAW. mengucapkan salam ke sebelah kanannya :

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah, serta berkatNya),
 sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan :Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri.”
( Hadist Riwayat : Abu Daud, An-Nasa’i, dan Tirmidzi )
Mari di perhatikan, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih lengkap daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua )
————————————————————————————————————————-

Subhanallah dan Alhamdulillah, Maha Benar Allah atas segala FirmanNya. Luar biasa sekali ya arti dari bacaan Sholat ini. Makin merunduk kita, makin terlihat kecil kita, makin menangis kita.
Saya berharap agar ini menjadi bagian dari jalan kemudahan untuk kita di dalam menggapai khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan. Maka jika kita tahu dan mengerti akan nikmatnya shalat itu, Yuk kita ajarkan pada keluarga kita, dan jangan lupa untuk berbagi dengan  orang orang yang kita cinta